teachingartistsguild.org – Saat ini kelas menengah Indonesia menghadapi krisis struktural yang mendalam: populasi menyusut, daya beli melemah, utang meningkat, dan peran mereka dalam menopang ekonomi mengalami erosi. Jika tidak ditangani lewat reformasi menyeluruh—termasuk penciptaan lapangan kerja formal dan pergeseran ke sektor manufaktur—ancaman bagi stabilitas ekonomi, sosial, dan target pembangunan jangka panjang sangat nyata.

Penyusutan Jumlah & Proporsi

  • BPS mencatat, populasi kelas menengah di Indonesia turun dari 57,3 juta pada 2019 menjadi sekitar 47,9 juta pada 2024—sebuah penurunan sebesar 9,4 juta orang atau dari 21,5 % menjadi 17,1 % dari total populasi.

  • Proporsi kelas menengah pelaku pengeluaran Rp2–9,9 juta per bulan juga turun tajam dalam enam tahun terakhir .

Penyebab Eksternal Tekanan Kelas Menengah

  • Kinerja ekonomi melambat: Pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2025 hanya 4,9 %, terendah dalam lebih dari tiga tahun.

  • Deflasi berkepanjangan: Periode deflasi terjadi selama beberapa bulan berturut-turut di awal 2025, menandakan lemahnya permintaan konsumen.

  • Inflasi kebutuhan pokok & biaya hidup naik: Peningkatan PPN dari 11 % ke 12 %, pengurangan subsidi energi, serta lonjakan biaya pendidikan, kesehatan, dan cicilan rumah/vehicle menambah beban .

  • Ketergantungan pada pekerjaan informal & komoditas: Sekitar 59 % tenaga kerja berada di sektor informal, pendapatan rendah akibat struktur ekonomi yang dominan komoditas, bukan manufaktur formal .

Dampak Terhadap Konsumsi & Utang

  • Daya beli melemah: Konsumsi kelompok kelas menengah terus menurun, sementara kelas bawah mulai pulih dan kelas atas semakin mendominasi pangsa pasar.

  • Ketergantungan pada utang: Banyak keluarga kelas menengah beralih ke pinjaman perorangan dan Pegadaian; OJK melaporkan lonjakan pinjaman online ~9 % dan Pegadaian ~26 % secara tahunan.

  • Perilaku konsumsi pasif: Banyak warga kelas menengah beralih ke gaya hidup “duck syndrome”—tampak stabil di luar, tapi tertekan secara finansial.

Ancaman Bagi Ekonomi Makro & Bisnis

  • Bisnis kehilangan pangsa pasar: Pizza Hut Indonesia terpaksa menutup 20 gerai akibat turunnya konsumen kelas menengah Website. Penurunan daya beli turut memicu deflasi berulang dan mengurangi pendapatan pajak.

  • Risiko gagal mencapai target ekonomi: Kelas menengah selama ini menjadi tulang punggung konsumsi domestik dan pertumbuhan. Penyusutannya bisa menghambat target pertumbuhan hingga 8 % dan status negara maju pada 2045.

Respons & Kebijakan Pemerintah

  • Stimulus Rp24 triliun (~$1,5 miliar) diumumkan pada awal Juni 2025, mencakup subsidi upah, diskon transportasi, dan bantuan sosial di musim liburan untuk menopang konsumsi rumah tangga.

  • Upaya struktural yang disarankan: Para ekonom menekankan pentingnya perbaikan struktural—terutama peningkatan lapangan kerja formal, investasi manufaktur, insentif sektor produktif, serta menarik FDI berbasis ekspor.

  • Relokasi belanja APBN: Pemerintah mengalihkan dana dari infrastruktur ke program sosial berskala besar—termasuk subsidi makanan gratis bagi pelajar—yang dapat mempengaruhi kesinambungan pertumbuhan ekonomi .

 

By admin